BAB I
KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM
- Keimanan dan ketakwaan
- Pengertian Iman
Kata Iman Berasal dari kata kerja amina-yu’manu-amanan yang berarti percaya. Oleh karena itu, iman
yang berarti percaya menunjuk sikap batin yang terletak dalam hati. Dalam surat
al-baqarah 165 dikatakan bahwa orang yang beriman adalah
orang yang amat sangat cinta kepada Allah (asyahadduhubban
lillah). Oleh karena itu beriman kepada Allah berarti amat sangat rindu
terhadap ajaran Allah, yaitu al-Qur’an menurut Sunnah Rasul. Istilah iman dalam
al-Qur’an selalu dirangkaikan dengan kata lain yang memberikan corak dan warna
tentang sesuatau yang diimani, seperti dalam surat an-Nisa’ : 51 yang dikaitkan
dengan jibti (kebatinan/idealisme) dan thaghut (realita/naturalisme). Sedangkan dalam surat al-ankabut :
52 dikaitkan dengan kata bathil, yaitu
wallaziniina aamanu bil bathili. Bhatil berarti
tidak benar menurut Allah. dalam surat lain man dirangkaikan denagn kata kaafir atau dengan kata Allah. Sementara dalam
al-Baqarah : 4, iman dirangkaikan dengan kata ajaran yang diturunkan Allah (yu’minuuna bimaa unzila ilaika wamaa unzila
min qablika).
- Wujud Iman
Akidah islam dalam al-Qur’an disebuut iman.
Iman bukan hanya berarti percaya, melainkan keyakinan yang mendoorong seorang
muslim untuk berbuat. Oleh karena itu lapangan iman sangat luas, bahkan
mencakup segala sesuatu yang dilakukan seorang muslim yang disebut amal saleh.
Akidah isalam aadalaah bagian yang paling pokok dalam agama Islam. Ia merupakan
keyakinan yang menjadi dasar dari segala sesuatu tindakan atau amal. Akidah Islam atau iman mengikat sesorang muslim , sehingga ia
terikat dengan segala aturan hukum yang datang dari islam, oleh karena itu
menjadi seseorang muslim berarati meyakini
dan melaksanakan segala sesuatu
yang diatur dalam ajaran Islam. Seluruh hidupnya didasarkan pada ajaran
Islam.
- Proses Terbentuknya Iman
Ibu yang sedang mengandung tidak lepas dari
pengaruh suami, maka secara tidak langsung pandangan dan sikap hidup suami juga
berpengaruh secara psikoogis terhadap bayi yang sedang dikandung, oleh karena
itu jika seseorang ingin anaknya kelak menjadi mukmin yang mutaqqin, maka suami
isteri hendaknya berpandngan dan bersikap sesuai dengan yang dikehendaki Allah.
Benih Iman yang dibawa sejak dalam
kandungan imemerlukan pemupukan yang berkesinambungan. Benih yang unggul bila
tidak disertai pemeliharan yang intensif, besar kemungkinan menjadi punah.
Demikian pula dengan benih iman. Pengaruh pendidikan keluarga juga menjadi
pengaruh yang besar terhadap anak. Seseorang yang menghendaki anaknya menjadi
mukmin kepada Allah, malka ajaran allah harus diperkenalkan sedini mungkin
sesuai dengan kemampuan anak itu dari tangkat verbal sampai tingkat pemahaman.
Disamping proses pengenalan, proses pembiasaan juga perlu diperhatikan. Anak
harus dibiasakan untuk melaksanakan apa yang diperintah Allah dan menjauhi
larangan-Nya.dalam keadaan tertentu, sifat, arah dan intensitas tingkah laku
dapat dipengaruhi melalui campur tangan secara langsung, yakni dalam bentuk
intervensi terhadap interaksi yang terjadi. Dalam hal ini dijelaskan beberapa
prinsip dengan mengemukakan implikasi metodologinya yaitu :prinsip pembinaan
berkesinambungan, prinsip internalisasi dan individualisasi, prinsip
sosialisasi, prinsip konsistensi dan koherensi dan prinsip intergrasi.
- Tanda-tanda orang yang beriman
Al-Qur’an menjelaskan tanda-tanda orang
yang beriman sebagai berikut :
- Jika
disebut nama Allah, maka bergetar hatinya dan berusaha agar ilmu Allah
tidak lepas dari syaraf memorinya jika dibacakan ayat Allah bergejoak
hatinya untuk melaksanakan
(al-anfal :2). - Senantiasa tawakkal, yaitu bekerja keras berdasarkan kerangka ilmu Allah, diiringi dengan doa yaitu harapan untuk tetap hidup dengan ajaran Allah dan Sunnah Rasul (ali Imran : 120, al-maidah :12, al-anfal : 2, at-taubah : 52, Ibrahim ; 11, Mujadalah : 10, dan at-taghabun : 13)
- Tertib dalam melaksanakan salat dan selalu menjaga pelaksanaannya (al-anfal : 3 dan al-mu’minun : 2, 7)
- Menafkahkan rezeki yang diterimanya (al-anfal :3 dan al-mu’minun : 4)
- Menghindari perkataan yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan (al-mu’minun : 3, 5)
- Memelihara amanah dan menempati janji (al-mu’minun : 6)
- Berjihad dijalan Allah dan suka menolong (al-anfal : 74)
- Tidak meninggalkan pertemuan sebelum meminta izin (an-nur ; 62)
Akidah Islam sebagai keyakinan membentuk
perilaku bahkan mempengaruhi kehidupan
seorang muslim. Abu A’la Maududi menyebutkan tanda orang yang beriman sebagai
berikut ;
- Menjauhkan diri dari pandangan yang sempit dan picik.
- Mempunyai kepercayaan terhadap diri sendiri dan tahu harga diri.
- Mempunyai sifat rendah hati dan khidmat.
- Senantiasa jujur dan adil.
- Tidak bersifat murung dan putus asa dalam menghadapi setiap persoalan dan situasi.
- Mempunyai pendirian yang teguh, kesabaran, ketabahan dan optimisme.
- Mempunyai sifat ksatria, semangat dan berani, tidak gentar menghadapi resiko, bahkan tidak takut terhadap maut.
- Mempunyai sikap hidup damai da ridha.
- Patuh dan
taat, disiplin menjalankan peraturan Illahi
- Korelasi Keimanan dan Ketakwaan.
Keimanan pada keesaan Allah yang dikenal
dengan istilah tauhid dibagi menjadi dua, yaitu tauhid teoritis dan tauhid praktis. Tauhid teoritis adalah tauhid
yang membahas tentang keesaan Zat, keesaan sifat, dan keesaan perbuatan Tuhan.
Tauhid praktis yang juga tauhid ibadah,
berhubungan dengan amal ibadah manusia. Tauhid praktis merupakan terapan dari
tauhid teoritis.kalimat laa ilaaha
illahllah (tidak ada Tuhan selain Allah) lebih menekankan pengertian tauhid
praktis (tauhid ibadah) tauhid ibadah adalah ketaatan hanya kepada Allah.
Dengan kata lain, tidak ada yang disembah selain Allah, atau yang berhak
disembah hanyalah Allah semata dan menjadikan-Nya tempat tumpuan hati dan
tujuan segala gerak dan langkah. Dalam pandangan Islam, yang dimaksud dengan
tauhid yang sempurna adalah tauhid yang tercemin dalam ibadah dan dalam
perbuatan praktis kehiduopan manusia sehari-hari, dengan kata lain, harus ada
kesatuan dan keharmonisan tauhid teoritis dan tauhoid praktis dalam diri dab
kehidupan sehari-hari secara murni dan konsekuen. Dalam menegakkan tauhid,
seseorang harus enyatukan iman dan amal, konsep pikiran dan pelaksaan, pikiran
dan perbuatan, serta teks dan konteks. Oleh karena itu seseorang baru
dinyatakan beriman dan bertakwa, apabila sudah mengucapkan kalimat tauhid dalam
syahadat asyahadu alla ilaaha ilaha illa Alah, kemudian
diikuti dengan mengamalkan semua perintah Allah dan meninggalkan segala
larangan-Nya.
- Implementasi Iman dan takwa dalam kehidupan Modern
- Probematika, tantangan, dan resiko dalam kehidupan modern.
Diantara problematika dalam kehidupan modern adalah masalah sosial budaya yang sudah establised, sehingga
sulit sekali memperbaikinya. Pada milenium ketiga indonesia sideskripsikan
sebagai masyarakat yang antara satu dengan yang lainnya saling bermusuhan. Hal
ini oleh Ali Imran “ 103, sebagai kehidupan yang terlibat dalam wujud saling
bermusuhan (idz kuntum a’daa’an),yaitu
suatu wujud kehidupan yang berada pada ancaman kehancuran. Untuk membebaskan
bangsa dari berbagai persoalan-persoalan
perlu diadakn revolusi pandangan. Dalam kaitan ini,iman dan taqwa yang dapat
berperan menyelasaikan problema dan tantangan kehidupan modern tersebut.
- Peran Iman dan takwa dalam menjawab Problematika dan tantangan kehidupan modern
Pengaruh Iman terhadap kehidupan manusia
sangat besar. Berikut ini dikemukakan beberapa pokok manfaaat dan pengaruh iman
pada kehidupan manusia.
- Iman melenyapkan kepercayaan pada kekuasaan benda. Orang yang beriman hanya pad kekuatan dan kekuasaan Allah bila Allah hendak memberikan pertolongan atau menimpakan musibah dan bencana maka tidak ada satupun yang dapat mencegahnya. Kepercayaan dan keyakinan yang demikian menghilangkan sikap mendewa-dewakan manusia yang kebetulan mempunyai kekuasaan, menghilangakan kepercayaan dan kesaktian pada benda-benda keramat.
- Iman menanamkan semangat berani menghadapi maut. Orang yang beriman yakin sepenuhnya bahwa kematian ada di tangan Allah. Pegangan orang beriman mengenai soal hidup dan mati adalah firman Allah dalam QS. 4 (al-nisa’ : 78)
- Iman menanamkan sikap “self help” dalam kehidupan. Banyak orang melepaskan pendirianya dan prinsip demi kepentingan materi dalam kehidupannya. Peganagn orang yang beriman dalam hal ini ialah firman Allah QS. 11 (Hud : 6)
- Iman memberikan kentraman jiwa. Orang yang beriman mempunyai keseimbangn, hatinya tentram (mutmainah), dan jiwanya tenang (sakinah), seperti dijelaskan firman Allah QS. 13 (al-ra’du : 28)
- Iman mewujudkan kehidupan yang baik (hayyatan tayibah). Kehidupan manusia yang baik adalah kehidupan orang yang selalu melakukan kebaikan dan mengerjakan perbuatan yang baik. Hal ini dijelaskan dalam QS. 16 (an-nahl : 97)
- Iman melahirkan sikap ikhlas dan konsekuensi. Iman memberikan pengaruh pada sesorang untuk selalu berbuat dengan ikhlas , tanpa pamrih, kecuali keridaan Allah.orang yang beriman senatiasa konsekuen dengan apa yang telah diikrarkannya, baik dengan lidah maupun dengan hatinya. Seperti yang dijelaskan dalam QS.6 (al-an’am : 162)
- Iman memberikan keberuntungan. Orang yang beriman selalu berjalan pada arah yang benar, karena Allah membimbing dan mengarahkan pada tujuan hidup ayng hakiki. Hal ini dijelaskan dalam QS.2 (al-baqarah : 5)
- Iman mencegah penyakit. Pengaruh dan keberhasilan kelenjar hipofise ditentukan oleh gen pembawa sifat yang dibawa manusia semenjak masih berbentuk zygot dalam rahim ibu, iman mampu mengatur hormon dan membentuk gerak, tingkah laku, dan akhlak manusia, Jika pengaruh tanggapan yang baik inderas maupun akal terjadi perubahan fisiologis seperti takut, marah, putus asa dan lemah maka keadaan ini dapat dinormalisir oleh iman oleh karena itu orang yang dikontrol oleh iman tidak akan mudah terkena penyakit modern seperti darah tinggi dan kanker sebaliknya bila manusia tidak dikontrol oleh iman maka manusia akan dapat mendapatkan kematian karen mendapatkan penyakit.
Demikan pengaruh dan manfaat iman
pada kehidupan manusia, ia bukan hanya sekedar kepercayaan yang berada dalam
hati, tetapi menjadi kekuatan yang
mendorong dan membentuk sikap dan perilaku hidup.
BAB
IV
KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA
- Agama Islam Merupakan Rahmat Bagi Seluruh Alam
- Makna Agama Islam
Kata Islam berarti damai, selamat,
sejahtera penyerahan diri, taat, dan patuh. Agama Islam adalah agama yang
diturunkan sejak manusia pertama, Nabi pertama, yitu Nabi adam. Agama Islam itu
kemudian Allah turunkan secara berkesinambungan kepada para Nabi dan
Rasul-Rasul berikutnya. Akhir dari
proses penurunan agama Islam itu baru terjadi pada masa kerasulan Muhammad SAW
pada awal abad ke-VII masehi.Islam sebagai nama dari agama yang Allah turunkan
belum dinyatakan secara ekplisit pada masa kerasulan sebelum Muhammad SAW,
tetapi makna dan substansi ajarannya secara implisit memiliki persamaan yang
dapat difahami dari pernyataan sikap para Rasul.
Ajaran Islam memiliki karakteristik yaitu :
1. sesuai dengan fitrah hyidup manusia.
2. Ajarannya sempurna, artinya materi
ajaran Islam berisi petunjuk-petunjuk pada seluruh kehidupan manusia.
3. Kebenaran mutlak, kebenaran itu dapat
dipahami karena ajaran Islam berasal dari Allah Yang Maha Benar dan dapat pula
dipahami melalui bukti-bukti materiil, serta bukti riilnya.
4. mengajarkan keseimbangan dalam berbagai
aspek kehidupan.
5. fleksibel dan ringan, artinya ajaran
Islam memperhatikan dan menghargai kondisi masing-masing individu dalam
menjalankan aturannya dan tidak memaksa orang Islam untuk melakukan suatu
perbuatan diluar kemampuan nya. sebagai yang dijelaskan dalam QS 2 al-baqarah
:286.
6.berlaku secara unversal, artinya ajaran
Islam berlaku untuk seluruh umat manusia didunia sampai akhir masa. sebagai
yang dijelaskan dalam QS 33 al-ahzab : 40.
7. sesuai dengan akal pikiran dan
memotivasi manusia untuk menggunakan akal pikirannya sebagai yang
dijelaskan dalam QS 58 al-mujadilah :11
8. inti ajarannya “tauhid” dan seluruh
ajarannya mencerminkan ketauhidan Allah tersebut.
9. menciptakan rahmat, kasih sayang Allah
trehadap makhuk-Nya, seperti ketenangan hidup bagi orang yang meyakini dan
menaaatinya sebagai yang dijelaskan
dalam QS 48 al-fath :4.
- Kerahmatan Islam Bagi Seluruh Alam.
Ketika agama Islam disampaikan oleh Rasulullah SAW
untuk menerima dan menaati
tanggapan masyarakat heran, aneh
dan ganjil. Islam dianggapnya sebagai
ajaran yang menyimpang dari tradisi leluhur. Dalam hadits lain bahwa
mulanya Islam dianggap sebagai ajaran yang asing , namun berbahagialah orang
tersebut. Fungsi Islam sebagai rahmat Allah tidak bergantung pada penerimaan
atau penilaian manusia. Substansi rahmat terletak pada fungsi ajaran tersebut, dan fungsi itu baru akan dirasakan, baik oleh manusia sendiri
maupun oleh makhluk-makhluk lain. Fungsi Islam sebagai rahmat Allah bagi semua
alam sebagai yang dijelaskan dalam QS 21
al-Anbiya’ :107.
Bentuk-bentuk kerahmatan Allah pada ajaran
Islam itu adlah:
1. Islam menunjuki manusia jalan hidup yang benar. Ajaran Islam
sebagaiann ya bersifat suprarasional atau “ta’abbudi”.
2. Islam memberikan kebebasan kepada manusia untuk menggunakan potensi
yang diberikan oleh Allah secara bertanggung jawab.
3. Islam menghargai dan menghormati
semua manusia sebagai hamba Allah, baik mereka muslim maupun non-muslim.
Dihadapan Allah semua manusia sama karena manusia mempunyai kedudukan, hak dan
kewajiban yang sama.
4. Islam mengatur pemnafaatan alam secara baik dan proposional sebagai
yang dijelaskan dalam QS 2 al-baqarah : 29, Allah telah memberikan
hak kepada manusia untuk memnfaatkan alam beserta isinya sebagai yang
dijelaskan dalam QS 30 al-Rum :41.
5. Islam menghormati kondisi spesifik individu manusia dan memberikan
perlakuan yang spesifik pula.
·
Ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah Insaniyah
- Makna Ukhuwah Islamiyah
Kata ukhuwah
berarti persaudraan, maksudnya
perasaan simpati dan empati antara dua orang atau lebih. Masing-masing pihak
memiliki satu kondisi atau perasaan yang sama, baik suka maupun duka, baik
senang maupun sedih. Jalinan perasaan itu menimbulkan sikap timbal balik untuk
saling membantu bila pihak lain mengalami kesulitan dan sikap untuk saling
berbagi kesenangan kapada pihak lain bila salah satu pihak menemukan
kesenangan. Persaudaraan sesama muslim, berarti menghormati dan menghargai relativitas masing-masing
sebagai sifat dasar kemanusiaan. Agama islam memberikan petunjuk yang jelas
untuk menjaga agar persaudaraan sesama muslim itu dapat terjalin dengan kokoh sebagaimana disebutkan
dalam QS 49 al-Hujurat :10-12.
- Makna Ukhuwah Insaniyah
Konsep persaudaraan sesama manusia,ukhuwah insaniyah dilandasi oleh ajaran bahwa semua umat manusia adalah
makhluk Allah. Sekalipun Allah memberikan petunjuk kebenaran melalui ajaran
islam, tetapi Allah juga memberikan kebebasan kepada setiap manusia untuk
memilih jalan hidup berdasarkan pertimbangan rasionya, karena itu sejak awal
penciptaan, Allah tidak tetapkan manusia sebagai satu umat, padahal Allah bisa
bila mau Itulalah fitrahnya sebagai yang dijelaskan dalam QS 5 al-maidah : 48. Prinsip kebebasan
itu menghalangi pemaksaan suatu agama oleh otoritas manusia manapun, bahkan
Rasulpun dilarang melakukannya sebagai yang dijelaskan dalam QS 10 yunus : 99 dan dalam QS 2 al-baqarah
:256. Dalam praktek , ketegangan yang sering timbul intern umat beragama
dan antara umat beragama dengan pemerintah disebabkan oleh :
1. Sifat darimasing-masing agama yang mengandung misi atau tugas
dakwah.
2. Kurangnya pengetahuan para pemeluk agama akana agamanya sendiri dan
pihak lain.
3. Para pemeluk agama tidak mampu menahan diri, sehingga kurang
menghormati bahkan memandang rendah agama lain.
4. Kaburnya batas antara sikap memegang teguh keyakiana agama dan
toleransi dalam kehidupan masyarakat.
5. Kecurigaaan masing-masing agama akan kejujuran pihak lain, baik
intern umat beragama, antar umat beragama dengan pemerintah.
6. Kurangnya saling pengertian dalam menghadapi masalah perbedaan
pendapat.
dalam pembinaan umat beragama, para
pemimpin dan tokoh agama mempunyai peranan besar yaitu :
1. Menerjemahkan nilai-nilai dan norma-norma agama dalam kehidupan
masyrakat.
2. Menerjemahkan gagasan-gagasan pembangunan kedalam bahasa yang
dimengerti oleh rakyat.
3. Memberikan pendapat, sran dan kritik yang sehat terhadap ide-ide dan cara-cara yang dilakukan
untuk suksesnya pembangunan.
4. Mendorong dan membimbing masyrakat dan umat untuk ikut serta dalam
usaha pembangunan (tarmizi taher,1997 : 4)
Perbedaan agama yang terjadi
di antara umat mansia merupakan konsekuensi dari kebebasan yang diberikan oleh
Allah, maka perbedaaan agama itu tidak menjadi penghalang bagi manusia untuk
saling berinteraksi sosial dan saling membantu, sepanjang masih dalam kawasan
kemanusiaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar