Senin, 31 Desember 2012

KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM


                                                                      BAB  I  
                                     KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM


  • Keimanan dan ketakwaan
  1. Pengertian Iman
Kata Iman Berasal dari kata kerja amina-yu’manu-amanan  yang berarti percaya. Oleh karena itu, iman yang berarti percaya menunjuk sikap batin yang terletak dalam hati. Dalam surat  al-baqarah 165  dikatakan bahwa orang yang beriman adalah orang yang amat sangat cinta kepada Allah (asyahadduhubban lillah). Oleh karena itu beriman kepada Allah berarti amat sangat rindu terhadap ajaran Allah, yaitu al-Qur’an menurut Sunnah Rasul. Istilah iman dalam al-Qur’an selalu dirangkaikan dengan kata lain yang memberikan corak dan warna tentang sesuatau yang diimani, seperti dalam surat an-Nisa’ : 51 yang dikaitkan dengan jibti  (kebatinan/idealisme) dan thaghut (realita/naturalisme). Sedangkan dalam surat al-ankabut : 52 dikaitkan dengan kata bathil, yaitu  wallaziniina aamanu bil bathili. Bhatil berarti tidak benar menurut  Allah.  dalam surat lain man dirangkaikan denagn kata kaafir  atau dengan kata Allah. Sementara dalam al-Baqarah : 4, iman dirangkaikan dengan kata ajaran yang diturunkan Allah (yu’minuuna bimaa unzila ilaika wamaa unzila min qablika).

  1. Wujud Iman
Akidah islam dalam al-Qur’an disebuut iman. Iman bukan hanya berarti percaya, melainkan keyakinan yang mendoorong seorang muslim untuk berbuat. Oleh karena itu lapangan iman sangat luas, bahkan mencakup segala sesuatu yang dilakukan seorang muslim yang disebut amal saleh. Akidah isalam aadalaah bagian yang paling pokok dalam agama Islam. Ia merupakan keyakinan yang menjadi dasar dari segala sesuatu tindakan atau amal.  Akidah Islam atau  iman mengikat sesorang muslim , sehingga ia terikat dengan segala aturan hukum yang datang dari islam, oleh karena itu menjadi seseorang muslim berarati meyakini  dan melaksanakan segala sesuatu  yang diatur dalam ajaran Islam. Seluruh hidupnya didasarkan pada ajaran Islam.

  1. Proses Terbentuknya Iman
Ibu yang sedang mengandung tidak lepas dari pengaruh suami, maka secara tidak langsung pandangan dan sikap hidup suami juga berpengaruh secara psikoogis terhadap bayi yang sedang dikandung, oleh karena itu jika seseorang ingin anaknya kelak menjadi mukmin yang mutaqqin, maka suami isteri hendaknya berpandngan dan bersikap sesuai dengan yang dikehendaki Allah. Benih Iman yang dibawa sejak  dalam kandungan imemerlukan pemupukan yang berkesinambungan. Benih yang unggul bila tidak disertai pemeliharan yang intensif, besar kemungkinan menjadi punah. Demikian pula dengan benih iman. Pengaruh pendidikan keluarga juga menjadi pengaruh yang besar terhadap anak. Seseorang yang menghendaki anaknya menjadi mukmin kepada Allah, malka ajaran allah harus diperkenalkan sedini mungkin sesuai dengan kemampuan anak itu dari tangkat verbal sampai tingkat pemahaman. Disamping proses pengenalan, proses pembiasaan juga perlu diperhatikan. Anak harus dibiasakan untuk melaksanakan apa yang diperintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.dalam keadaan tertentu, sifat, arah dan intensitas tingkah laku dapat dipengaruhi melalui campur tangan secara langsung, yakni dalam bentuk intervensi terhadap interaksi yang terjadi. Dalam hal ini dijelaskan beberapa prinsip dengan mengemukakan implikasi metodologinya yaitu :prinsip pembinaan berkesinambungan, prinsip internalisasi dan individualisasi, prinsip sosialisasi, prinsip konsistensi dan koherensi dan prinsip intergrasi.

  1. Tanda-tanda orang yang beriman
Al-Qur’an menjelaskan tanda-tanda orang yang beriman sebagai berikut :
  1. Jika disebut nama Allah, maka bergetar hatinya dan berusaha agar ilmu Allah tidak lepas dari syaraf memorinya jika dibacakan ayat Allah bergejoak hatinya untuk melaksanakan
    (al-anfal :2).
  2. Senantiasa tawakkal, yaitu bekerja keras  berdasarkan kerangka ilmu Allah, diiringi dengan doa yaitu harapan untuk tetap hidup dengan ajaran Allah dan Sunnah Rasul (ali Imran  : 120, al-maidah :12, al-anfal : 2, at-taubah : 52, Ibrahim ; 11, Mujadalah : 10, dan at-taghabun : 13)
  3. Tertib dalam melaksanakan salat dan selalu menjaga pelaksanaannya (al-anfal : 3 dan al-mu’minun  : 2, 7)
  4. Menafkahkan rezeki yang diterimanya (al-anfal :3 dan al-mu’minun : 4)
  5. Menghindari perkataan yang tidak bermanfaat  dan menjaga kehormatan (al-mu’minun : 3, 5)
  6. Memelihara amanah dan menempati janji (al-mu’minun : 6)
  7. Berjihad dijalan Allah dan suka menolong (al-anfal : 74)
  8. Tidak meninggalkan pertemuan sebelum meminta izin (an-nur ; 62)
Akidah Islam sebagai keyakinan membentuk perilaku bahkan  mempengaruhi kehidupan seorang muslim. Abu A’la Maududi menyebutkan tanda orang yang beriman sebagai berikut ;
  1. Menjauhkan diri dari pandangan yang sempit dan picik.
  2. Mempunyai kepercayaan terhadap diri sendiri  dan tahu harga diri.
  3. Mempunyai sifat rendah hati dan khidmat.
  4. Senantiasa jujur dan adil.
  5. Tidak bersifat murung dan putus asa dalam menghadapi setiap persoalan dan situasi.
  6. Mempunyai pendirian yang teguh, kesabaran, ketabahan dan optimisme.
  7. Mempunyai sifat ksatria, semangat dan berani, tidak gentar menghadapi resiko, bahkan tidak takut terhadap maut.
  8. Mempunyai sikap hidup damai da ridha.
  9. Patuh dan taat, disiplin menjalankan peraturan Illahi
                                                                                   
  1. Korelasi Keimanan dan Ketakwaan.
Keimanan pada keesaan Allah yang dikenal dengan istilah tauhid dibagi menjadi dua, yaitu tauhid teoritis dan tauhid praktis. Tauhid teoritis adalah tauhid yang membahas tentang keesaan Zat, keesaan sifat, dan keesaan perbuatan Tuhan. Tauhid praktis yang  juga tauhid ibadah, berhubungan dengan amal ibadah manusia. Tauhid praktis merupakan terapan dari tauhid teoritis.kalimat laa ilaaha illahllah (tidak ada Tuhan selain Allah) lebih menekankan pengertian tauhid praktis (tauhid ibadah) tauhid ibadah adalah ketaatan hanya kepada Allah. Dengan kata lain, tidak ada yang disembah selain Allah, atau yang berhak disembah hanyalah Allah semata dan menjadikan-Nya tempat tumpuan hati dan tujuan segala gerak dan langkah. Dalam pandangan Islam, yang dimaksud dengan tauhid yang sempurna adalah tauhid yang tercemin dalam ibadah dan dalam perbuatan praktis kehiduopan manusia sehari-hari, dengan kata lain, harus ada kesatuan dan keharmonisan tauhid teoritis dan tauhoid praktis dalam diri dab kehidupan sehari-hari secara murni dan konsekuen. Dalam menegakkan tauhid, seseorang harus enyatukan iman dan amal, konsep pikiran dan pelaksaan, pikiran dan perbuatan, serta teks dan konteks. Oleh karena itu seseorang baru dinyatakan beriman dan bertakwa, apabila sudah mengucapkan kalimat tauhid dalam syahadat  asyahadu alla ilaaha ilaha illa Alah, kemudian diikuti dengan mengamalkan semua perintah Allah dan meninggalkan segala larangan-Nya.

  • Implementasi Iman dan takwa dalam kehidupan Modern
  1. Probematika, tantangan, dan resiko dalam kehidupan modern.
Diantara problematika  dalam kehidupan modern adalah masalah  sosial budaya yang sudah establised, sehingga sulit sekali memperbaikinya. Pada milenium ketiga indonesia sideskripsikan sebagai masyarakat yang antara satu dengan yang lainnya saling bermusuhan. Hal ini oleh Ali Imran “ 103, sebagai kehidupan yang terlibat dalam wujud saling bermusuhan (idz kuntum a’daa’an),yaitu suatu wujud kehidupan yang berada pada ancaman kehancuran. Untuk membebaskan bangsa dari  berbagai persoalan-persoalan perlu diadakn revolusi pandangan. Dalam kaitan ini,iman dan taqwa yang dapat berperan menyelasaikan problema dan tantangan kehidupan modern tersebut.

  1. Peran Iman dan takwa dalam menjawab Problematika dan tantangan kehidupan modern
Pengaruh Iman terhadap kehidupan manusia sangat besar. Berikut ini dikemukakan beberapa pokok manfaaat dan pengaruh iman pada kehidupan manusia.
  1. Iman melenyapkan kepercayaan pada kekuasaan benda. Orang yang beriman hanya pad kekuatan dan kekuasaan Allah bila Allah hendak memberikan pertolongan atau  menimpakan musibah dan bencana  maka tidak ada satupun yang dapat mencegahnya. Kepercayaan dan keyakinan yang demikian menghilangkan sikap mendewa-dewakan manusia yang kebetulan mempunyai kekuasaan, menghilangakan kepercayaan dan kesaktian pada benda-benda keramat.
  2. Iman menanamkan semangat berani menghadapi maut.  Orang yang beriman yakin sepenuhnya bahwa kematian ada di tangan Allah. Pegangan orang beriman mengenai soal hidup dan mati adalah firman Allah dalam QS. 4 (al-nisa’ : 78)
  3. Iman menanamkan sikap “self help” dalam kehidupan. Banyak orang melepaskan pendirianya dan prinsip  demi kepentingan materi dalam kehidupannya. Peganagn orang yang beriman dalam hal ini ialah firman Allah QS. 11 (Hud : 6) 
  4. Iman memberikan kentraman  jiwa. Orang yang beriman mempunyai keseimbangn, hatinya tentram (mutmainah), dan jiwanya tenang  (sakinah), seperti dijelaskan firman Allah QS. 13 (al-ra’du : 28)
  5. Iman mewujudkan kehidupan yang baik (hayyatan tayibah). Kehidupan manusia yang baik adalah kehidupan orang yang selalu melakukan kebaikan dan mengerjakan perbuatan yang baik. Hal ini dijelaskan dalam QS. 16 (an-nahl : 97)
  6. Iman melahirkan sikap ikhlas dan konsekuensi. Iman memberikan pengaruh pada sesorang untuk selalu berbuat dengan ikhlas , tanpa pamrih, kecuali keridaan Allah.orang yang beriman senatiasa konsekuen dengan apa yang telah diikrarkannya, baik dengan lidah maupun dengan hatinya. Seperti  yang  dijelaskan dalam QS.6 (al-an’am : 162)
  7. Iman memberikan keberuntungan. Orang yang beriman selalu berjalan pada arah yang benar, karena Allah membimbing dan mengarahkan pada tujuan hidup ayng hakiki. Hal ini dijelaskan dalam QS.2 (al-baqarah : 5)
  8. Iman mencegah penyakit. Pengaruh dan keberhasilan kelenjar hipofise ditentukan oleh gen pembawa  sifat yang dibawa manusia semenjak masih berbentuk zygot  dalam rahim ibu, iman mampu mengatur hormon dan membentuk gerak, tingkah laku, dan akhlak manusia,  Jika pengaruh tanggapan yang baik inderas maupun akal terjadi perubahan fisiologis  seperti takut, marah, putus asa dan lemah maka keadaan ini dapat dinormalisir oleh iman oleh karena itu orang yang dikontrol oleh iman tidak akan mudah terkena penyakit modern seperti darah tinggi dan kanker sebaliknya bila manusia tidak dikontrol oleh iman maka manusia akan dapat mendapatkan kematian karen mendapatkan penyakit.
Demikan pengaruh dan manfaat iman pada kehidupan manusia, ia bukan hanya sekedar kepercayaan yang berada dalam hati, tetapi menjadi kekuatan yang  mendorong dan membentuk sikap dan perilaku hidup.




                                                               BAB IV 
                                KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

  • Agama Islam Merupakan Rahmat Bagi Seluruh Alam
  1. Makna Agama Islam
Kata Islam berarti damai, selamat, sejahtera penyerahan diri, taat, dan patuh. Agama Islam adalah agama yang diturunkan sejak manusia pertama, Nabi pertama, yitu Nabi adam. Agama Islam itu kemudian Allah turunkan secara berkesinambungan kepada para Nabi dan Rasul-Rasul  berikutnya. Akhir dari proses penurunan agama Islam itu baru terjadi pada masa kerasulan Muhammad SAW pada awal abad ke-VII masehi.Islam sebagai nama dari agama yang Allah turunkan belum dinyatakan secara ekplisit pada masa kerasulan sebelum Muhammad SAW, tetapi makna dan substansi ajarannya secara implisit memiliki persamaan yang dapat difahami dari pernyataan sikap para Rasul.
Ajaran Islam memiliki karakteristik yaitu :
1. sesuai dengan fitrah hyidup manusia.
2. Ajarannya sempurna, artinya materi ajaran Islam berisi petunjuk-petunjuk pada seluruh kehidupan manusia.
3. Kebenaran mutlak, kebenaran itu dapat dipahami karena ajaran Islam berasal dari Allah Yang Maha Benar dan dapat pula dipahami melalui bukti-bukti materiil, serta bukti riilnya.
4. mengajarkan keseimbangan dalam berbagai aspek kehidupan.
5. fleksibel dan ringan, artinya ajaran Islam memperhatikan dan menghargai kondisi masing-masing individu dalam menjalankan aturannya dan tidak memaksa orang Islam untuk melakukan suatu perbuatan diluar kemampuan nya. sebagai yang dijelaskan  dalam QS 2  al-baqarah :286.
6.berlaku secara unversal, artinya ajaran Islam berlaku untuk seluruh umat manusia didunia sampai akhir masa. sebagai yang dijelaskan  dalam QS 33 al-ahzab  : 40.
7. sesuai dengan akal pikiran dan memotivasi manusia untuk menggunakan akal pikirannya sebagai yang dijelaskan  dalam QS 58  al-mujadilah :11  
8. inti ajarannya “tauhid” dan seluruh ajarannya mencerminkan ketauhidan Allah tersebut.
9. menciptakan rahmat, kasih sayang Allah trehadap makhuk-Nya, seperti ketenangan hidup bagi orang yang meyakini dan menaaatinya sebagai yang dijelaskan  dalam QS 48 al-fath :4.

  1. Kerahmatan Islam Bagi Seluruh Alam.
Ketika  agama Islam disampaikan oleh Rasulullah SAW untuk menerima dan menaati  tanggapan  masyarakat heran, aneh dan ganjil. Islam dianggapnya sebagai  ajaran yang menyimpang dari tradisi leluhur. Dalam hadits lain bahwa mulanya Islam dianggap sebagai ajaran yang asing , namun berbahagialah orang tersebut. Fungsi Islam sebagai rahmat Allah tidak bergantung pada penerimaan atau penilaian manusia. Substansi rahmat terletak pada fungsi ajaran  tersebut, dan fungsi  itu baru akan dirasakan, baik oleh manusia sendiri maupun oleh makhluk-makhluk lain. Fungsi Islam sebagai rahmat Allah bagi semua alam sebagai yang dijelaskan  dalam QS 21 al-Anbiya’ :107.
Bentuk-bentuk kerahmatan Allah pada ajaran Islam itu adlah:
1.       Islam menunjuki manusia jalan hidup yang benar. Ajaran Islam sebagaiann ya bersifat suprarasional atau “ta’abbudi”.
2.       Islam memberikan kebebasan kepada manusia untuk menggunakan potensi yang diberikan oleh Allah secara bertanggung  jawab.
3.       Islam menghargai dan menghormati  semua manusia sebagai hamba Allah, baik mereka muslim maupun non-muslim. Dihadapan Allah semua manusia sama karena manusia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
4.       Islam mengatur pemnafaatan alam secara baik dan proposional sebagai yang dijelaskan  dalam QS 2 al-baqarah : 29, Allah telah memberikan hak kepada manusia untuk memnfaatkan alam beserta isinya sebagai yang dijelaskan  dalam QS 30 al-Rum :41.
5.       Islam menghormati kondisi spesifik individu manusia dan memberikan perlakuan yang spesifik pula.
·      
   Ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah Insaniyah
  1. Makna Ukhuwah Islamiyah
Kata ukhuwah  berarti persaudraan, maksudnya perasaan simpati dan empati antara dua orang atau lebih. Masing-masing pihak memiliki satu kondisi atau perasaan yang sama, baik suka maupun duka, baik senang maupun sedih. Jalinan perasaan itu menimbulkan sikap timbal balik untuk saling membantu bila pihak lain mengalami kesulitan dan sikap untuk saling berbagi kesenangan kapada pihak lain bila salah satu pihak menemukan kesenangan. Persaudaraan sesama muslim, berarti menghormati  dan menghargai relativitas masing-masing sebagai sifat dasar kemanusiaan. Agama islam memberikan petunjuk yang jelas untuk menjaga agar persaudaraan  sesama muslim itu dapat terjalin dengan kokoh sebagaimana disebutkan dalam QS 49 al-Hujurat :10-12.

  1. Makna Ukhuwah Insaniyah
Konsep persaudaraan sesama manusia,ukhuwah insaniyah dilandasi oleh ajaran bahwa semua umat manusia adalah makhluk Allah. Sekalipun Allah memberikan petunjuk kebenaran melalui ajaran islam, tetapi Allah juga memberikan kebebasan kepada setiap manusia untuk memilih jalan hidup berdasarkan pertimbangan rasionya, karena itu sejak awal penciptaan, Allah tidak tetapkan manusia sebagai satu umat, padahal Allah bisa bila mau Itulalah fitrahnya sebagai yang dijelaskan  dalam QS 5  al-maidah : 48. Prinsip kebebasan itu menghalangi pemaksaan suatu agama oleh otoritas manusia manapun, bahkan Rasulpun dilarang melakukannya sebagai yang dijelaskan  dalam QS 10 yunus : 99 dan dalam QS 2 al-baqarah :256. Dalam praktek , ketegangan yang sering timbul intern umat beragama dan antara umat beragama dengan pemerintah disebabkan oleh :
1.       Sifat darimasing-masing agama yang mengandung misi atau tugas dakwah.
2.       Kurangnya pengetahuan para pemeluk agama akana agamanya sendiri dan pihak lain.
3.       Para pemeluk agama tidak mampu menahan diri, sehingga kurang menghormati bahkan memandang rendah agama lain.
4.       Kaburnya batas antara sikap memegang teguh keyakiana agama dan toleransi dalam kehidupan masyarakat.
5.       Kecurigaaan masing-masing agama akan kejujuran pihak lain, baik intern umat beragama, antar umat beragama dengan pemerintah.
6.       Kurangnya saling pengertian dalam menghadapi masalah perbedaan pendapat.
dalam pembinaan umat beragama, para pemimpin dan tokoh agama mempunyai peranan besar yaitu :
1.       Menerjemahkan nilai-nilai dan norma-norma agama dalam kehidupan masyrakat.
2.       Menerjemahkan gagasan-gagasan pembangunan kedalam bahasa yang dimengerti oleh rakyat.
3.       Memberikan pendapat, sran dan kritik yang sehat  terhadap ide-ide dan cara-cara yang dilakukan untuk suksesnya pembangunan.
4.       Mendorong dan membimbing masyrakat dan umat untuk ikut serta dalam usaha pembangunan (tarmizi taher,1997 : 4)
Perbedaan agama yang terjadi di antara umat mansia merupakan konsekuensi dari kebebasan yang diberikan oleh Allah, maka perbedaaan agama itu tidak menjadi penghalang bagi manusia untuk saling berinteraksi sosial dan saling membantu, sepanjang masih dalam kawasan kemanusiaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar