Jumat, 11 Januari 2013

METODE PENELITIAN “RESEARCH AND DEVELOPMENT”


TUGAS MAKALAH METODE PENELITIAN
“RESEARCH AND DEVELOPMENT”















             Muhammad Ikbal Widarto   (095514026)
                KELAS ELKOM 2/ 2009

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2012




KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga makalah metode peneltian  dengan judul research and development” dapat terselesaikan dengan baik .
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas laporan mata kuliah Metode Penelitian. Makalah ini juga untuk menambah pengetahuan tentang Metode Penelitian.
Makalah  yang disusun dan dibuat atas dasar tugas yang diberikan  dan sebagai pertanggung jawaban, untuk mata kuliah Metode Penelitian. Tidak lupa saya sampaikan terima kasih kepada :
1.      Dr. Euis Ismayanti, M.pd selaku dosen pembimbing mata kuliah Metode Penelitian yang telah membimbing kami dalam belajar di kampus.
2.      Seluruh pihak yang telah membantu untuk menyelesaikan makalah
Kami menyadari bahwa tugas yang kami kerjakan jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari dosen ataupun dari para pembaca sangat kami harapkan.
Akhirnya, semoga tugas yang kami kerjakan ini bermanfaat bagi penulis, pembaca dan masyarakat umum.

                                                                                     Surabaya, 4 April 2012

Penyusun







DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………….   i
Daftar Isi………………………………………………………………….......    ii
BAB I

PENDAHULUAN………………………………………………………..….    1
BAB II
KAJIAN TEORI  ………………..……………………………..………….       4
A.Tujuan dan Makna …..……………….………………………………      4
B. Prosedur …………………………………………………………….       5
C. Langkah-Langkah Penelitian dan Pengembangan  …………………       8                                   
D. Laporan Penelitian Research and Development …………………….      9



BAB III
PENUTUP …………………………………….…………………………….     10
Daftar Pustaka ……………………………………………………………..      12



BAB I
PENDAHULUAN

Research is a organized, systematic, data based, criticaa, scientific, inquiry, into a specific problem…..(sekarang, 2000).
            Menurut Dr. Sugiyono menyatakan bahwa :
Metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Untuk menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk supaya dapat berfungsi di masyarakat luas. Langkah-langkah penggunaan metode penelitian dan pengembangan yaitu :
·         Potensi dan masalah, Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi.
·         Pengumpulan data
·         Desain produk, Desain produk harus diwujudkan dalam bentuk gambar atau bagan sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya.
·         Validasi desain, Validasi desain adalah proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk lebih efektif dari yang lama atau tidak.
·         Revisi desain, yang memperbaiki desain setelah divalidasi oleh pakar adalah peneliti yang mau menghasilkan produk tersebut.
·         Ujicoba produk, ujicoba produk dapat diuji coba langsung setelah divalidasi dan direvisi.
·         Revisi produk,untuk mencari keefektifitasnya suatu produk, produk ini digunakan pada kelompok yang menggunakan metode baru dengan metode lama.
·         Ujicoba pemakaian, setelah pengujian produk berhasil, dapat digunakan pada lembaga pendidikan yang luas.
·         Revisi produk, Revisi dilakukan apabila terdapat kelemahan atau kekurangan.
·         Pembuatan produk massal, bila telah dinyatakan efektif dalam beberapa kali uji, maka metode mengajar baru dapat digunakan pada setiap lembaga pendidikan.



Menurut Alim Sumarno, M.Pd menyatakan bahwa  :
Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development merupakan strategi penelitian yang cukup ampuh untuk memperbaiki praktek. Penelitian dan pengembangan merupakan suatu langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang sudah ada yang dapat dipertanggungjawabkan. Penelitian dan pengembangan merupakan metode penghubung atau pemutus kesenjangan antara penelitian dasar dan penelitian terapan. Dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan ada beberapa metode yang digunakan, yaitu metodedeskriptif, evaluative, dan eksperimental.
Metode dekriptif digunakan dalam penelitian awal, untuk menghimpun data tentang kondisi yang ada, mencakup (1) kondisi produk-produk yang sudah ada sebagai bahan perbandingan atau bahan dasar untuk poduk yang akan dikembangkan. (2) kondisi pihak pengguna seperti skala, huruf, dan siswa. (3) kondisi factor pendukung dan penghambat mencakup unsure manusai, sarana, dan prasarana, biaya pengelolaan, dan lingkungan.
Metode evaluative digunakan untuk mengevaluasi uji coba pengembangan suatu produk. Produk dikembangkan melalui serangkaian uji coba kemudian diadakan evaluasi baik hasil maupun proses.
Metode eksperimen digunakan untuk menguji keampuhan dari produk yang dihasilkan. Dalam eksperimen pengukuran selain pada kelompok eksperimen juga pada kelompok control. Pemilihan kelompok eksperimen dan control dilakukan secara acak.
Langkah-Langkah Penelitian dan Pengembangan Menurut Borg dan Gell (1989), langkah-langkah penelitian dan pengembangan :
·         Penelitian dan pengumpulan data
·         Pengukuran kebutuhan
·         Studi literature
·         Penelitian dalam skala kecil
·         Perencanaan (planning)
·         Rencana produk yang akan dikembangkan mencakup.
·         Tujuan dari penggunaan produk.
·         Siapa pengguna produk.
·         Deskripsi dari komponen produk dan penggunaannya.
·         Pengembangan draft produk
·         Uji coba lapangan awal
·         Merevisi hasil uji coba
·         Uji coba lapangan
·         Penyempurnaan produk hasil uji lapangan
·         Uji pelaksanaan lapangan
·         Penyempurnaan produk akhir
·         Diseminasi dan implementasi
R & D merupakan perbatasan dari pendekatan kualitatif dan kuantitatif dan terutama dimaksudkan menjembatani kesenjangan antara penelitian dan praktek pendidikan. Pada bagian awalnya R&D bersumber dari pengamatan berbagai gejala yang muncul di masyarakat pendidikan yang menuntut penanganan produk pendidikan berjangka panjang (Borg, W.R. dan Gall,M.xD., 1989), yaitu suatu proses yang diupayakan melahirkan produk yang memiliki kesahihan dalam pengembangannya. Sebagai penelitian kualitatif ia cenderung berorientasi venomenologis, artinya, sebagaimana berbagai cabang penelitian kualitatif ia mengamati gejalanya dengan memfokuskan penerapannya dari segi pandangan yang diteliti, bahwa yang diamati oleh subjek peneliti dari dalam diri mereka (From Wiithin).
Sama seperti action research, R & D berbicara tentang siklus (Borg, W.R. dan Gall,M.D., 1989). Siklus R&D yang mencakup penemuan penelitian terhadap produk yang akan dihasilkan, mengkajinya kembali dalam “Setting” dimana hasilnya tersebut digunakan dan merevisinya sampai keadaan tersebut dianggap memadai.
Verstehen”, yang berarti pemahaman, adalah metode penelitian yang pertama – tama dibawa oleh Spranger, dan Wilhelm Dilthey, yang berarti pemahaman terhadap gejala, peristiwa, dan kejadian yang diamatinya, yang menjadi focus perhatian dalam situasi tertentu. Focus dalam pengamatan penelitian kualitatif merupakan masalah penelitian yang dirumuskan sejak study dirancang untuk mengarahkan pelaksanaan pengamatan di lanpangan. Versheten  adalah kepekaan dalam menagkapan makna  dan masalah yang difokuskan dalam peneliitian itu. R & D dimaksudkan meningkatkan dampak potensial dari temuan penelitian dasar (Basic Research) dan atau penelitian terapan (Applied Research) dalam dunia pendidikan (Borg, W.R. dan Gall,M.D., 1989). Dengan demikian R & D tidak merupakan suatu penelitian yang secara tunggal berdiri sendiri, melainkan selalu menerjemahkan temuan penelitian lain dalam suatu produk pendidikan.

BAB II
KAJIAN TEORI

A.    Makna Dan Tujuan
Ada berbagai jenis penelitian kualitatif, namun semua memiliki kesamaan tujuan. Sebagaimana tadi dikemukakan, maka pengamatan terhadap subjek penelitian selalu diteropong dari dunia, pikiran, perasaan, dan situasi serta pandangan mereka. Jadi, konstruk penelitian berakar dari gejala (fenomologi) subjektif yang dialami oleh subjek yang diteliti.
Peneliti yang sering juga merupakan instrument berusaha masuk dalam dunia konseptual subjek didik yang merupakan dunia kenyataannya. Peneliti berusaha memahaminya (Verstehen) , maka itu pemahaman (Verstehen) dalam hal ini tidak semata berkonotasi kognitif, malainkan dilandasi oleh aspek emosional. Maslow berbicara tentang Being Experience (B – Experience), Kohler berbicara tentang Aha – Erlebniz (penghayatan penemuan – Aha) yang selalu disertai emotionalthrill dan menggambarkan penghayatan yang dalam yang sedang dialami.
Jadi, Verstehen berarti menangkap makna sebagai bagian dari suatu keseluruhan. Si peneliti dapat menghubungkan yang ditangkapnya dengan keseluruhan yang lebih besar, umpama kata tertentu ditangkap dalam keseluruhan kalimat yang bermakna.
Kerangka konsep penelitian kualitatif mencoba melakukan deskripsi fenomologis murni, melalui pengamatan partisipatif karena semua  penelitian kualitatif pada umumnya cenderung beroriantasi fenomenologis. Perspektif fenomenologis tidak selalu mencari sebab akibat dari suatu peristiwa tertentu, melainkan mencoba mendalami dan memahmi tujuan dan perilaku (intention) atau kejadian tertentu, dengan menyimpulkan kombinasi dari berbagai arti dan hubungan yang disajikan oleh situasinya.
Oleh karena itu, dalam hubungan R & D yang bertujuan menghasilkan suatu produk, perlu diadakan need assessment.  Apakah produk yang dihasilkan merupakan suatu pendidikan yang penting? Apakah state of art menunjukkan yang layak bahwa produk yang dihasilkan diperlukan? Apakah ada waktu dan personel yang layak dalam penyelenggaraannya? alasan mengapa R & D begitu popular adalah bahwa guru dikelas terlalu diarahkan oleh “juklat” dan “juknis”  tanpa memperoleh kesempatan pelatihan teknis, keterampilan mengajar dan mendidik, tidak memperoleh umpan balik dalam kinerjanya dan tidak menguasai model yang efektif dalam pembelajaran.
Berbagai lembaga pendidikan maupun business memahami kesenjangan praktik dan penelitian dasar tenatang berbagai maalah dalma berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan. Para professional maupun peneliti dasar dalam bidang ini terpisah olejh tembok sebenarnya didasari oleh kesammaan tujuan, yaitu penggunaan efektif dari teori dasar dalam hal ini teori dasar ilmu pendidikan.
B.     Prosedur
Pola umum R & D selalu mencakup :
·         Pengembangan bentuk produk secara awal
·         Tes dilapangan
·         Revisi produk
·         Kajian lapangan
·         Revisi produk secara operasional
·         Kajian lapangan operasional
·         Difusi

Siklus dasar R & D selalu mencakup siklus kajian – evaluasi – pengembangan.
Siklus model (Rothman, 1980) terdiri dari 9 tahap yang dikaitkan dentgan lima langkah operasional:
Tahap 1 adalah pengamatan tertentu terhadap masalah pendidikan. Seluruh data yang digali dari berbagai sumber diarahkan pada sasaran tertentu ini disebut the material stage dimana berbagai data, teori, dan literature dikaji.
Langkah operasional (1) : terkait adalah umpan balik, kodifikasi dan generalisasi. Data dinilai validitas dan kemungkinan aplikasinya serta harus dikategorisasi dalam berbagai kelompok pengetahuan. Generalisasi harus dirumuskan dalam melahirkan berbagai proposisi.
Tahap II temuan konsensus, generalisasi dan proporsisi didasarakan pada hukum dan prinsip yang disarikan dari berbagai teori dan kajian lain yang mungkin menggunakan metodologi atau subjek lain yang disintesiskan. Berbagai gejala pendidikan dideskripsikan untuk dipahami (Verstehen).
Langkah Operasional (2) : terkait dengan aplikasi kognitif yang mencakup penerjemahan dari kebutuhan yang perlu dipenuhi dalam situasi yang diterapkan.
Kesenjangan antara konstruk konversi dan arah aplikasi dalam mencapai perubahan. Dimensi kenyataan dalam kaitan kelayakan, kemampuan mengimplementasikan, cost, dan berbagai batasan kondisi perlu dipertimbangkan.
Tahap III Konsep aplikatif  ini merupakan output dari siklus translation – conversion – design. Produk pada taraf ini sudah harus langsung relevan dengan keperluan taraf praktisi yang dijabarkan dari generalisasi yang luas. Implementasi konkret dari prisip aplikasi banyak ditunjang oleh upaya kreatif para praktisi.
Langkah operasional (3) : operasionalisasi awal, kajian ujicoba. Operasionalisasi mencakup spesifikasi lokasi, konteks, materi, sumber, dan perilaku untuk implementasi. Reassessment  dapat dilakukan dengan menggunakan cara lain dan/atau melibatkan oraganisasi atau personel yang akan menjadi pengguna hasil.
Tahap IV Aplikasi konsep dalam bentuk desiminasi terbatas. Unsur kunci dalam tahap ini harus diarahkan benar – benar kepada kebutuhan para praktisi.
Langkah operasional (4) : disini harus dibuat pedoman awal lewat prosedur produk atau dokumen, materi audio visual, dan lain – lain. Langkah ini dimaksudkan menilai efektifitas konsep yang di aplikasikan. Kajian kinerja melalui evaluasi yang ketat sangat penting. Langkah ini mencakup pelatihan, diskusi, umpan balik, seleksi tempat, rekrutmen, dan “Sosial Engineering”. Klarifikasi terhadap peran praktisi dan peran peneliti penting diuraikan jelas.
Tugas peneliti juga mendesign metodologi tertentu untuk menyempurnakan produk.
Tahap V praktik dan outcome kebijakann, disertai aplikasi konsep yang telah dikaji, difusi media. Pada tahap ini produk yang dikaji sudah harus jadi dengan mengkaji dampak dari aplikasinya. Asumsi kebermaknaannya bisa dicek melalui desain eksperimental atau melalui observasi dan refleksi. Berdasarkan kajian ini maka mulai disiapkan materi difusi.
Langkah ipersaional (5) produksi dan difusi luas. Produk massal media termasuk berbagai pedoman strategi, chart perlu dikembangkan. Perlu target group  kecil terisolasikan disiapkan (ditunjuk) sebagai calon pemakai produk. Kebutuhan lain perlu dikembangkan sesuai keperluan. Seleksi informasi dan pendekatan untuk memotivasi calon pemakai perlu dilatihkan.
Tahap VI penggunaan luas
Konsep atau model harus dikomunikasikan secara efektif dalam penggunaan produk.
Yang disebut model adalah suatu istilah yang merupakan analogi konseptual sebagai hasil penelitian empiris (empirical research, Monks, F. J. & Masen, E. I., 1993). Analogi seperti ini biasanya bersifat matematis dan mengaksestualisasi aspek-aspek yang terpenting. Model yang memberi acuan terhadap suatu proses adalah “heuristic”  dan bisa dilandasi oleh suatu hipotesis. Namun dalam konsep R & D, konsep pengembangan adalah begitu kompleksn sehingga penelitian perlu memerhatikan aspek terpenting kompleksitas tersebut, menjadikan deskripsinya bermakna.
Di dalam pembedaan antara penelitian kualitatif ynag bersiat descriptive  seperti R & D, maka penjelesan struktur teori terkait dengan paradigma psikometri (Heller, K. A., 1993), yang disebut validasi empiris. Berbeda dengan istilah  explanatory,  yang menuntut desain experimental sebagai validasi empiris, penelitiaan kualitaif yang banyak disertai segi emosional, menggunakan refleksi, observasi kembali dan tindakan perbaikan (Mc Niff, 1992) , sebagaimana dapat dilakukan dalam  action  reserach.  Hasil perbaikan yang sifatnya amat khusus tidak persis terkait dengan secra menyeluruh, melainkan merupakan perbaikan model.
C.    Langkah-Langkah Penelitian dan Pengembangan

Langkah-langkah penelitian dan pengembangan sebagai berikut.
1.      Potensi dan Masalah : Penelitian dapat berangkat dari adanya potensi atau masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. sebagai contoh, di pantai selatan Pulau Jawa, terdapat potensi angin dan sinar matahari, kedua potensi tersebut dapat dikembangkan menjadi energi mekanik yang dapat digunakan untuk menggerakkan sesuatu, misalnya untuk generator pembangkit tenaga listrik, atau untuk turbin air. Data tentang potensi dan masalah tidak harus dicari sendiri, tetapi bisa berdasarkan laporan penelitian orang lain, atau dokumentasi laporan kegiatan dari perorangan atau instansi tertentu yang masih up to date.
2.      Mengumpulkan Informasi : setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual dan up to date, maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Disini dibutuhkan metode penelitian tersendiri. Metode apa yang akan digunakan untuk penelitian tergantung permasalahan dan ketelitian tujuan yang ingin dicapai.
3.      Desain Produk : Produk yang dihasilkan dalam penelitian Research and Development bermacam-macam. Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan, ekonomis, dan bermanfaat ganda. Dalam  bidang pendidikan, produk-produk yang dihasilkan melalui penelitian Research and Development diharapkan dapat meningkatkan produktifitas pendidikan, yaitu lulusan yang jumlahnya banyak, berkualitas dan relevan dengan kebutuhan.
4.      Validasi Desain : Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini metode mengajar baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Dikatakan secara rasional, karena validasi disini masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan. Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut. Setiap pakar diminta untuk menilai desain tersebut, sehingga selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan kekuatannya.
5.      Perbaikan desain : Setelah desain produk divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para ahli lainnya, maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain.
6.      Uji Coba Produk : Dalam bidang pendidikan, desain produk seperti metode mengajar baru dapat langsung diuji coba, setelah divalidasi dan revisi. Uji coba tahap awal dilakukan dengan simulasi penggunaan mtode mengajar tersebut. Setelah disimulasikan, maka dapat diujicobakan pada kelompok yang terbatas. Pengujian dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi apakah metodemengajar baru tersebut lebih efektif dan efisien dibandingkan metode mengajar yang lama atau yang lain. Untuk itu pengujian dapat dilakukan dengan eksperimen, yaitu membandingkan efektivitas metode mengajar lama dengan yang baru. Indikatornya efektivitas metode mengajar baru adalah kecepatan pemahaman murid pada pelajaran yang lebih tinggi, murid bertambah kreatif dan hasil belajar meningkat.
7.      Revisi Produk : Pengujian efektivitas metode mengajar baru pada sampel yang terbatas tersebut menunjukkan bahwa metode mengajar baru ternyata yang lebih efektif dari metode lama. Perbedaan sangat signifikan, sehingga metode mengajar baru tersebut dapat diberlakukan pada kelas yang lebih luas dimana sampel tersebut diambil. Namun darihasil pengujian terlihat bahwa kreativitas murid baru mendapatkan nilai 60% dari yang diharapkan. Untuk itu maka desain metode mengajar perlu direvisi agar kreativitas murid dalam belajar dapat meningkat pada gradasi yang tinggi. Setelah direvisi, maka perlu diujicobakan lagi pada kelas yang lebih luas. Cara pengujian seperti contoh di atas. Setelah metode mengajar baru diterapkan selama setengah tahun atau satu tahun maka perlu dicek kembali, mungkin ada kelemahannya, kalau ada perlu segera diperbaiki lagi. Setelah diperbaiki maka dapat diproduksi masal, atau digunakan pada lembaga pendidikan yang lebih luas.
8.      Pembuatan Produksi Masal : Bila produk yang berupa metode mengajar baru tersebut telah dinyatakan efektif dalam beberapa kali pengujian, maka metode mengajar baru tersebut dapat diterapkan pada setiap lembaga pendidikan.

D.    Laporan Penelitian Research and Development

Seperti telah dikemukakan bahwa metode penelitian dan pengembangan (Research and Development) adalah merupakan metode penelitian yang digunakan untuk meneliti sehingga menghasilkan produk baru, dan selanjutnya menguji keefektifan produk tersebut.
Dengan demikian laporan penelitian yang harus dibuat harus selalu dilampiri dengan produk yang dihasilkan berikut spesifikasi dan penjelasannya. Lampiran berupa produk yang dihasilkan tersebut, dibuat dalam buku tersendiri, dan diberikan penjelasan tentang kehebatan produk tersebut berdasarkan hasil uji coba, serta cara menggunakan produk tersebut.





BAB III
PENUTUP


            Karena sasaran utama R & D bukan merumuskan atau mengakaji teori tertentu, maelainkan mengembangkan suatu produk tertentu  untuk penggunaannya disekolah umpamanya car mengajar tertentu seperti CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), material media atau pelatihan guru, dan seterusnya, maka keabsahannya sangat tergantung pada tingkat relevansi penggunaanya.
            Prosedur R & D pada umumnya sangat ekstentif dalam arti sasaran waktu, sumber daya manusia, apabila hendak dilakukan secara tuntaas. Produk ini dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan khusus tertentu. Jika dikaji secara tuntas di lapangan sampai tingkat khusus efektivitas tertentu, maka sumber daya manusia persekolahan akan menjadi konsumen hasil R & D tersebut. Siklus R & D apabila dilakukan secra tuntas merupakan peneltian yang sangat “elaborate”  dan makan waktu. Apabila dikombinasikan dengan peneltian lain, umpama dengan action research, maka kajian efektivitasnya dihadapkan pada pengatasan masalah dalam memperbaiki produk. Artinya, tindakan berdasarkan refleksi dimaksudkan untuk memperbaiki efektivitas produk tersebut berdasarkan perlakuan itu. Sedangkan refleksi merupakan bagian dari AR maupun R & D, dan penelitian kualitatif pada umumnyta. Terutama pada penelitian pendidikan (educational reserach) pada umumnya demi peningkatan proses belajar mengajar.
            R & D pendidikan yang diarahkan pada pengembangan produk yang efektif bagi keperluan sekolah merupakan penelitian terapan. Penelitian semacam ini lebih mementingkan perubahan yang membawa perbaikan (what works better), daripada kemengapaannya (why). Dibedalan dari basic research yang lebih mengkaji prinsip umum berbagai teori pendidikan, penelitian kualitatif lebih memeningklan kegunaannya dalam lingkungan pendidikan.
            Validasi penelitian kualitatif dapat diukur melalui relevansinya oleh para pendidik di lapangan, artinya tingkat relevansi mengarah pendidik dalam perlakuan terhadapa anak didik demi perbaikan praktik pendidikan (Mc Niff, 1992). R & D yang tercakup dari penelitian pendidikan kualitatif  merupakan implikasi praktis dan dapat menjadikan pola baru melalui sintesis berbagai pendekatan dengan keterlibatan intens dari penelitinya



















DAFTAR PUSTAKA

Semiawan, C.R.. 2007. Catatan Kecil tentang Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar