Konsep
Pendidikan Karakter
Oleh: Prof. Dr. Mohamad
Nur
1.
Konsep pendidikan karakter
sulit didefinisikan hanya dengan menggunakan satu dua kalimat. Konsep
pendidikan karakter itu akan menjadi lebih jelas bila dideskribsikan dengan
cara menyajikan dokumen-dokumen yang terkait dengan pendidikan karakter.
2.
Tiga dokumen, yaitu Aspen
Declaration, The Six Pillars of Character, dan The 49 character qualities dari Character First Education diharapkan
cukup dapat memperjelas apa yang
dimaksud dengan konsep pendidikan karakter tersebut secara komprehensif.
3.
Berdasarkan referensi yang
berhasil ditemukan (http://charactercounts.org/overview/aspen.html), pendidikan
karakter di Amerika mulai muncul pada awal decade 1990-an.
4.
Buku berjudul Educating for Character yang ditulis
pada tahun 1991 oleh Thomas Lickona mengintroduksikan ide bahwa ada sejumlah
keyakinan dan nilai bersama yang disepakati oleh semua orang.
5.
Satu tahun kemudian, satu grup
pendidik, pakar etika, dan akademisi bertemu di Aspen, Colorado yang
menghasilkan Aspen Declaration. Deklarasi itu berbunyi seperti berikut ini.
a.
The next generation will be the
stewards of our communities, nation and planet in extraordinarily critical
times.
b.
In such times, the well-being
of our society requires an involved, caring citizenry (kepedulian seluruh warga) with good moral character.
c.
People do not automatically
develop good moral character; therefore, conscientious efforts must be made to
help young people develop the values and abilities necessary for moral decision
making and conduct (tingkah laku).
d.
Effective character education
is based on core ethical values rooted in democratic society, in particular,
respect (rasa hormat), responsibility
(tanggung jawab), trustworthiness (dapat dipercaya), justice (keadilan) and fairness (kejujuran), caring (peduli), and civic virtue (kebajikan,
kebaikan, keunggulan warganegara) and citizenship (kewarganegaraan).
e.
These core ethical values
transcend cultural, religious and socioeconomic differences.
f.
Character education is, first
and foremost, an obligation of families and faith communities, but schools and
youth-service organizations also have a responsibility to help develop the
character of young people.
g.
These responsibilities are best
achieved when these groups work in concert.
h.
The character and conduct of
our youth reflect the character and conduct of society; therefore, every adult
has the responsibility to teach and model the core ethical values and every
social institution has the responsibility to promote the development of good
character.
6.
Josephson Institut
mengembangkan pendekatan pendidikan karakter
yang disebut The CHARACTER
COUNTS!: The Six Pillar of Character
(http://charactercounts.org/sixpillars.html). Pendekatan pendidikan karakter
ini tidak menyisihkan seorang pun. Oleh karena itu, pendekatan ini mendasarkan program dan bahan
ajarnya pada enam nilai etika yang dapat diterima siapa pun juga, yaitu
nilai-nilai yang tidak berbasis pada politik, agama, atau budaya. Keenam pilar
itu adalah seperti berikut ini.
a.
Trustworthiness (Dapat
Dipercaya): Be honest (jujur) ∙ Don’t deceive (Tidak
berbohong), cheat (menipu, bermain
curang, menyontek) or steal (mencuri) ∙ Be reliable (dapat dipercaya) ─ do what you say you’ll do ∙
Have the courage (keberanian) to do the right thing ∙ Build a good reputation ∙ Be loyal ─ stand by (membela, mendukung) your family, friends
and country
b.
Respect (Rasa hormat) : Treat (memperlakukan) others with respect (rasa hormat); follow the Golden Rule* ∙ Be tolerant of differences (Toleransi terhadap perbedaan) ∙ Use good
manners (kelakuan, tatakrama), nor bad language (bahasa yang santun) ∙ Be considerate (tenggang rasa) of the feelings of others ∙ Don’t threaten (mengancam), hit (memukul)
or hurt (menyakiti) anyone ∙ Deal
peacefully with anger, insults and disagreements (Menangai amarah, hinaan, perbedaan pendapat dengan penuh kedamaian).
c.
Responsibility (Tanggung jawab): Do what you are supposed to do (Melakukan
apa yang seharusnya dilakukan)
∙ Persevere (gigih): keep on trying! (terus
mencoba) ∙ Always do your best (Selalu melakukan yang terbaik) ∙ Use self-control (Menerapkan kendali-diri) ∙
Be self-disciplined (Disiplin-diri)
∙ Think before you act ─
consider the consequences (Berfikir
sebelum bertindak ─mempertimbangkan
konsekwensi-konsekwensi) ∙ Be accountable for your
choices (Bertanggung jawab atas pilihan
Anda sendiri).
d.
Fairness (Kejujuran): Play by the rules (Bermain
sesuai aturan) ∙ Take turns and
share (Bergiliran dan berbagi) ∙ Be
open-minded; listen to others (Terbuka
dan mendengarkan orang lain) ∙ Don’t take advantage of others (Tidak mengambil keuntungan dari orang lain)
∙ Don’t blame others carelessly (Jangan
mencela orang lain dengan kasar)
e.
Caring (Peduli): Be kind (Baik hati)
∙ Be compassionate (merasa iba, simpati) and
show you care (kepedulian) ∙
Express gratitude (Menyatakan
perasaan berterima kasih) ∙ Forgive others (Memaafkan orang lain) ∙ Help people in need (Menolong orang yang membutuhkan bantuan)
f.
Citizenship (Kewarganegaraan): Do your share to make your school and community better (Tunjukkan kebersamaan untuk membuat sekolah
dan masyarakat Anda lebih baik)
∙ Cooperate (Bekerjasama) ∙ Get involved in community affairs (Terlibat dalam kegiatan masyarakat) ∙ Stay informed ; vote ∙ Be a
good neighbor (Menjadi tetangga yang baik)
∙ Obey laws and rules (Mematuhi hukum
dan aturan) ∙ Respect authority (Menaruh hormat kepada yang berwewenang) ∙ Protect the environment (Melindungi lingkungan)
*The Golden Rule
is an ethical code that states one has a right to just treatment, and a
responsibility to ensure justice for others. It is also called the ethic of
reciprocity. It is arguably the most essential basis for the modern concept of human rights,
though it has its critics.[2] A key element of the golden rule is that a person
attempting to live by this rule treats all people, not just members of his or
her in-group, with
consideration.
7. Bila Josephson Institut mengembangkan The
Six Pillar of Character, Character First
Education sebuah lembaga di Amerika yang bergerak dalam bidang penelitian,
pengembangan, dan pendidikan dan pelatihan karakter mengembangkan 49 Character
Qualities (http://www.characterfirst.com/aboutus/qualities/).
Ke 49 kualitas karakter itu adalah:
Alertness Diligence Humility Security
(Kesiapsiagaan) (Kerajinan,ketekunan) (Kerendahan
hati) (Keselamatan)
Attentiveness Discernment Initiative Self-Control
(Penuh perhatian) (Kecerdikan, kearifan) (Inisiatif) (Kendali-diri)
Availability Discretion Joyfulness Sensitivity
(Siap membantu) (Kebijaksanaan) (Keadaan
gembira) (Kepekaan)
Benevolence Endurance Justice Sincerity
(Kedermawanan) (Ketabahan) (Keadilan) (Ketulusan
hati/keikhlasan)
Boldness Enthusiasm Loyalty Thoroughness
(Berani, tegas) (Semangat) (Kesetiaan) (Kesempurnaan,
Ketelitian,
Keseksamaan)
Cautiousness Faith Meekness Thrifness
(Waspada, Berhati-hati) (Kepercayaan, (Kelembutan, (Hemat)
Kesetiaan, Keikhlasan) Kesabaran)
Compassion
Flexibility Obedience Tolerance
(Rasa iba, simpatik) (Keluwesan) (Kepatuhan,
Ketaatan) (Tenggang rasa)
Contentment Forgiveness Orderliness Truthfulness
(Menyenangkan) (Pemaaf) (Kerapian, ketertiban) (Dapat
dipercaya)
Creativity Generosity Patience Virtue
(Kreativitas) (Kemurahan
hati) (Kesabaran) (Kebajikan, Kemurnian,
Keunggulan)
Decisiveness Gentleness Persuasiveness Wisdom
(Ketegasan) (Kelemahlembutan) (Mempengaruhi, (Kebijaksanaan) Membujuk)
Deference Gratefulness Punctuality
(Hormat) (Bersyukur) (Ketepatan
waktu)
Dependability Honor Resourcefulness
(Dapat dipercaya/ (Reputasi, nama
baik) (Kecerdikan)
Dapat diandalkan)
Determination Hospitality Responsibility
( Kebulatan tekad) (Keramahtamahan) (Tanggungjawab)
7.
Ary Ginanjar Agustian dalam
bukunya bangkit dengan 7 budi utama (2009)
mendeklarasikan 7 Budi Utama, yaitu Jujur, Tanggung Jawab, Visioner, Disiplin,
Kerjasama, Adil, dan Peduli. Berikut ini adalah ide-ide penting tentang tujuh
budi utama yang dikutip dari buku tersebut.
a.
Jujur merupakan jalan mencapai
kedudukan orang-orang mulia. Jujur membawa kepada kebaikan. Kejujuran yang
dipegang kuat dan teguh akan mendatangkan karunia Allah.
b.
Ketika seseorang menjalankan
tanggung jawab sesungguhnya itu bukanlah untuk orang lain. Ketika seseorang
menjalankan tanggungjawabnya dengan baik maka buah kesuksesan akan didapatkan.
c.
Hampir semua kesuksesan bermula
dari visi. Visi merupakan tujuan besar yang ingin dicapai. Visi akan memberikan
gambaran situasi dan kondisi yang akan dituju sekaligus menuntun langkah dan memberi
arahan untuk mencapainya. Allah memberikan kemampuan pada manusia untuk mampu
melihat jauh ke depan. Hal inilah yang akan menuntun manusia untuk sukses di
dunia dan akhirat.
d.
Jika disiplin dilaksanakan
dengan keikhlasan, maka disiplin akan menjadi sesuatu yang menyenangkan karena
merupakan jalan untuk mencapai tujuan. Disiplin yang merupakan kunci sukses
dalam banyak hal, sesungguhnya merupakan percikan sifat Allah. Ketika seseorang
memegang janji dengan kokoh sesungguhnya sedang mendekati sifat Allah.
e.
Adil adalah bersumber dari
sifat Allah. Karena itulah adil akan senantiasa dicari manusia sampai kapan pun
dan di mana pun. Karena adil adalah suara hati manusia yang telah ada bahkan
sebelum manusia dilahirkan ke muka bumi.
f.
Kepedulian adalah salah satu
bentuk hukum kekekalan energi. Sebagaimana kita ketahui bahwa energi yang
diberikn tidak akan hilang, ia hanya berubah bentuk. Karena itu, energi
kepedulian yang dikeluarkan seseorang akan kembali lagi pada pemberinya.
Surabaya, 20 Mei 2010
Daftar Pustaka
Agustian, Ary Ginanjar. 2009. bangkit
dengan 7 budi utama. Jakarta: PT ARGHA Publishing.
http://charactercounts.org/overview/aspen.html
didownload bulan Januari 2010.
http://charactercounts.org/sixpillars.html
didownload bulan Januari 2010.
http://www.characterfirst.com/aboutus/qualities/
didownload bulan Januari 2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar